Hasil
riset kali ini, kami lebih fokus pada pemakaian katup yang diplot 28 mm
(in) dan 23 mm (ex). Ukuran katup in 28 mm memang ekstrim, khususnya
buat road race. Tapi kami kali ini bercermin pada pemakaian piston 54 mm
Izumi yang memiliki crown lebih tinggi. Menurut kami angka perbandingan
diameter katup dengan diameter piston itu cukup ideal. Akumulasi
kevakuman yang dihasilkan silinder 54 mm, diyakini lebih kuat
memampatkan gas segar yang bermuara pada Keihin PWK 28 mm.
Karbu
yang memiliki desain skep model flat ini memang masuk akal untuk
mensuplai gas segar lebih pekat mengimbangi pemakaian katup berkepala 28
mm. Memang katup berkepala 28 mm terlalu singkat menguras ritme mekanis
karbu, sampai akhirnya komposisi main jet cocok pakai ukuran 140 dan
pilot jet 32. Selain itu intake manifold turut diremer 1,5 mm, sedang
exhaust manifold diremer 2,5 mm. Diteruskan knalpot YY-Pang dengan leher
knalpot 28 mm dan sarangan 32 mm.
Kelebihan katup 28 mm, dalam
riset noken as tak terlalu pusing. Pasalnya dengan bermain durasi di
275 derajat (in-ex), power mesin masih bisa dikail singkat untuk
gasingan menengah hingga top speed. Aturannya pegas katup mesti lebih
dulu diganti model engkel (single) produk Jepang, dengan spiral lebih
besar tapi renggang. “Kelebihannya akurasi tekanan balik katupnya lebih
akurat sehingga optimal mencegah terjadinya efek floating,” yakin Budi
yang aktif turut meriset.
Sedang gasingan bawahnya tetap, mesti
disokong perbandingan gigi rasio 1 ringan, yakni (35-12). Mulai gigi 2
sengaja dibuat lebih berat (29-16), untuk menunjang keperluan rolling
speed saat melahap u-turn.
Khusus gigi rasio racikan buat pasar
senggol, performa di top speed gigi 4 disempurnakan perbandingan ringan
(22-19). Agar tak terlalu molor dan lemah di top speed. “Toh straight
pasar senggol mentok paling 200 meter,” nilai Agus.
Sektor
calter kanan dibekali fly wheel 400 gram, dengan diameter 6 cm tapi
tebal, sebagai pendongkrak gasingan menengah. Angka 400 gram, menurut
Agus juga tak terlalu berat, sehingga tetap aman meskipun dipakai engine
brake. Sedang kampas kopling nya dikanibal dari Suzuki FR-80. Untuk itu
jari-jari rumah kopling mesti digerinda ulang. Dan dilanjutkan
pemakaian pegas kopling kompetisi dengan dimensi lebih tinggi 3,5 mm.
Perangkat
pengapian mengaplikasi CDI Rextor Extreme dikombinasi dengan casing
magnet Vega dan fulser Satria-F, serta dihantar koil Yamaha YZ-125.
“Komposisi pengapian unggul dalam segi ketahanan, arus pengapian di
gasingan menengah lebih stabil, ”kata Budi. | pid
SPESIFIKASI Piston:
Izumi, CDI : Rextor Extreme, Koil : Yamaha YZ-125, Knalpot : YY-Pang,
Katup : In (28 mm) dan ex (23 mm), Fly wheel: 400 gram, Kampas kopling :
Suzuki FR-80, Pegas katup: Jepang model single
Tidak ada komentar:
Posting Komentar